MEDIA PEMBELAJARAN
Media Yang Tidak Diproyeksikan
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
1. Intan (
33 2011 021 )
2. Merry Diana (
33 2011 024 )
3. Yulianis (
33 2011 009 )
4. Ety Triyeni (
33 2011 010 )
5. Zulhamri Rizal (
33 2010 151 )
Kelas : A
Semester :
2
Dosen :
Rohman, S.Pd., M.Pd.
Mata
Kuliah : Media Pembelajaran
Matematika
Program
Studi : Pendidikan Matematika
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
A. Pendahuluan
Pendidik dan dosen dapat menggunakan semua jenis media non proyeksi dalam
tes dan evaluasi . Media ini sangat akurat dan teliti dalam mengidentifikasi
manusia, tempat atau benda-benda lainnya. Beberapa media visual non proyeksi
dapat juga digunakan untuk kebutuhan kelompok kecil maupun kelompok yang lebih
besar. Sangat mungkin untuk memperbesar gambar-gambar hasil photografi, tetapi
itu merupakan proses yang relatif mahal.
Beberapa media yang tidak diproyeksikan membutuhkan perhatian khusus,
karena gambar simbolik dilengkapi gambar yang refresentatif, media harus
menggambarkan ruangan pengamatan untuk menghilangkan salah tafsir dari makna
yang terkandung. Ahli psikologi menemukan bahwa orang akan mengikuti untuk
menggambarkan keinginan mereka, rasa takut dan konsepsi sebelumnya dalam
gambaran atau pesan verbal yang kurang jelas.
Berikut ini akan diberikan pembahasan mengenai pengertian dari media yang
tak diproyeksikan, fungsi dan manfaat media, prinsip-prinsip media, kelebihan
dan kekurangan media, macam-macam media yang tak diproyeksikan, serta
pemeliharaan media yang tak diproyeksikan.
B. Pembahasan
1. Pengertian Media Non Proyeksi
Media non proyeksi merupakan media yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang
berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi. Media ini tidak memerlukan listrik ataupun menggunakan proyektor.
Sedangkan menurut kelompok kami, media yang tidak diproyeksikan adalah
media yang ditampilkan tanpa menggunakan bantuan media lain.
2. Fungsi dan Manfaat Media
Media non proyeksi memiliki fungsi dan manfaat, yaitu untuk menyalurkan
pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari pendidik kepada siswa). Pesan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, serta dengan
simbol-simbol.
Kelebihan dari media non proyeksi adalah dapat menarik perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar dan mempermudah menangkap materi yang diberikan,
mudah didapat, dan bentuknya bervariasi. Sedangkan kekurangannya adalah tidak
adanya audio, lambat, kurang praktis dan lain-lain.
3. Prinsip- Prinsip Media Non Proyeksi
Adapun prinsip-prinsip media non proyeksi adalah sebagai berikut:
1. Teks dibaca
secara linear.
2. Menampilkan
komunikasi secara satu arah dan reseptif.
3. Ditampilkan
secara statis atau diam.
4.
Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan.
5. Berorientasi
atau berpusat pada siswa.
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Non
Proyeksi
Kelebihan dari media yang tidak diproyeksikan yaitu
: dapat menarik perhatian
siswa dalam proses belajar mengajar dan mempermudah
menangkap materi yang diberikan, mudah didapat, dan bentuknya bervariasi. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak adanya
audio, lambat, kurang praktis dan lain-lain.
5. Macam-macam Media Non Proyeksi
A.
Model Realita/Benda Nyata
Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut dapat dihadirkan di
ruang kelas, sehingga siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari
media realita ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal
untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,
ekosistem, dan organ tanaman.
Benda nyata – seperti koin, peralatan, artefak, tanaman dan binatang –
adalah beberapa materi yang paling mudah diakses, menggugah minat dan
melibatkan didalam penggunaan pendidikan. Gerbils (sejenis tikus kecil yang ekornya
panjang) yang menggambar awan di taman kanak-kanak, terrarium yang
memperkenalkan anak-anak sekolah menengah kepada konsep ekologi, pengumpulan
koin pada jaman penjajahan, katak yang dibedah di laboratorium biologi
perpendidikan tinggi; bayi sungguh-sungguh yang akan dimandikan di kelas
perawatan – ini hanya merupakan beberapa contoh potensi benda nyata untuk
menghapuskan ketidakjelasan dan untuk merangsang imajinasi. Dengan menjadi
konkret, benda-benda nyata hamper cocok didekat bagian bawah Kerucut Pengalaman
Dale, yang berarti bahwa mereka pada dasarnya sesuai bagi para pembelajar yang
menghadapi sebuah subyek yang dengannya mereka memiliki pengalaman langsung
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam matematika adalah bentuk kubus yang
langsung dibawa ke depan kelas.
B.
Model
Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model
untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Sebuah model bisa
lebih besar, lebih kecil atau berukuran sama seperti obyek yang ia wakili. Hal
ini mungkin lengkap dalam perinciannya atau disederhanakan untuk tujuan
pengajaran. Sesungguhnya model-model dapat memberikan pengalaman pembelajaran
yang tidak dapat diberikan oleh benda-benda yang sesungguhnya. Misal untuk
mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem
ekskresi, dan syaraf pada hewan.
Contoh dalam matematika adalah kerangka kubus yang menyerupai benda sesungguhnya.
Contoh dalam matematika adalah kerangka kubus yang menyerupai benda sesungguhnya.
C.
Media Grafis
Media Grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan
melalui penyajian kata- kata, kalimat atau angka- angka, dan simbol/gambar.
Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian. Memperjelas penyajian ide,
dan mengilustrasikan kata- kata sehingga menarik perhatian dan diingat orang.
1. Gambar atau foto
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai.
Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum sehingga mudah dimengerti. Manfaat
atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
1. Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3. Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
saja dan untuk tingkat usia berapa saja.
5. Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Penggunaan Foto dalam Pembelajaran, yaitu :
Penggunaan Foto dalam Pembelajaran, yaitu :
1. Foto digunakan untuk tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik, yaitu
dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti atau
pokok-pokok pembelajaran. Sebab tujuan pokok itu akan mengarahkan siswa
kejelasan materi, keterlibatan media secara langsung dengan materi dan
ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran semakin tinggi.
2. Memadukan foto dengan bahan belajar yang lainnya. Bahan belajar yang
biasa digunakan siswa diantaranya buku, modul, makalah, LKS, CD pembelajaran,
poster dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut perlu dilengkapi dengan foto yang
berisi ibjek realistis, dengan demikian akan menambah jelas bahan-bahan ajar
tersebut, menghindari persepsi yang beragam, dan menarik minat belajar siswa.
Misalnya buku dilengkapi dengan ilustrasi foto, CD interaktif disisipi foto,
begitu juga pembelajaran langsung (face to face) pendidik sesekali menunjukan
foto yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
3. Pergunakanlah gambar sesuai kebutuhannya tidak terlalu banyak, namun
memiliki relevansi tinggi dengan materi yang sedang diajarkan. Jumlah gambar
yang sedikit namun terpilih akan lebih baik dari pada gambar yang banyak tetapi
kurang memberikan makna. Ilustrasi foto yang berlebihan justru akan menganggu
konsentrasi dan fokus perhatian siswa akan terbagi kepada gambar-gambar
tersebut. Jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama.
4. Kurangilah penambahan kata-kata pada ilustrasi foto. Foto sangat
penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita atau gagasan baru. Misalnya
pada pelajaran sejarah, siswa dengan mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa
Timur menjelaskan mengapa bentuknya tidak sama apa ciri-ciri yang membedakan
satu dengan yang lainnya.
2. Sketsa
Sketsa
adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian
pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar,
maka setiap guru yang baik dapatlah menuangkan ide-idenya kedalam bentuk
sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme
dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan
sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
3. Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks
sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa
petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan
simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar,
menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang
ada.
Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
1. Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-penjelasan
yang perlu.
2. Cukup besar dan ditempatkan strategis.
3. Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah.
4. Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan
pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart
yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden
chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung
misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), atau bagan garis
waktu (time line chart).
Bagan atau chart Berfungsi untuk menyajikan ide-ide
atau konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari
suatu presentasi.
Dalam bagan
biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar, diagram, atau
lambang-lambang verbal. Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
1. Dapat dimengerti oleh pembaca.
1. Dapat dimengerti oleh pembaca.
2. Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.
3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain
tetap mengikuti perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik.
Cara Menggunakan Bagan dalam Pembelajaran :
a.
Pemilihan Bagan. Bagan yang akan disajikan di kelas
tentu saja harus berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Pendidik yang
kreatif dapat merancang bagan sendiri dengan terlebih dahulu menganalisis
materi dan mempersiapkannya untuk dibuat dalam bentuk bagan. Jika hal tersebut
tidak memungkinkan pendidik dapat memanfaatkan bagan yang sudah ada dengan cara
mencari bagan-bagan praktis yang sudah dibuatkan orang lain yang dijual secara
masal. Bagan yang baik haruslah memiliki kesesuaian dengan materi tidak miss
concept atau tidak terdapat kesalahan-kesalahan konsep, data atau informasi.
Selain itu harus menarik yang ditandai dengan pemilihan warna yang tepat,
harmonis dan tidak terkesan terlalu rame. Informasi yang disajikan dalam bentuk
teks memiliki keterbacaan tinggi (visual literacy) sehingga dalam jarak agak
jauh masih terbaca dengan baik.
b.
Mempersiapkan ruang kelas. Sebelum media bagan
disajikan pendidik sebaiknya memperhatikan kondisi kelas. Apakah kelas cukup
cahaya? Karena bagan adalah media visual yang membutuhkan intensitas cahaya di
ruangan yang cukup. Perhatikan juga dimana bagan itu akan di tempel? Hal ini
penting karena tidak mungkin bagan terus dipegang oleh pendidik saat pendidik
menerangkan, namun perlu di tempel di dinding. Siapkan dinding yang kosong
mudah untuk menempelkan bagan tersebut dan pastikan posisinya dapat dilihat
dari semua arah.
c.
Mempersiapkan siswa. Dalam pembelajaran, siswa dapat
didesain dengan berbagai macam pola pengaturan, termasuk penggunaan bagan. Jika
penggunaan bagan untuk siswa dalam kelompok besar (big group) maka siswa
dipersiapkan dengan cara klasikal dan tidak perlu pengelompokan secara khusus.
Sebaliknya jika siswa perlu dikelompokkan, maka siapkanlah terlebih dahulu pola
pengaturannya, berdasarkan apa pengelompokannya, berapa jumlah masing-masing
kelompoknya, dan sebagainya sehingga jika pengaturan ini secara spontan
dipikirkan oleh pendidik pada saat di kelas akan menyita waktu. Dengan demikian
pendidik perlu memikirkannya dari awal sebelum pembelajaran dimulai.
d.
Mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang
mengaktifkan siswa. Hendaklah pendidik mempersiapkan bentuk penugasan seperti
apa yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan bagan tersebut. Bagan tidak berarti sepenuhnya milik pendidik
sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi namun, pelibatan siswa untuk
mencari konsep dan pemahaman secara mendalam melalui interaksi aktif harus pula
dipikirkan oleh pendidik.
e.
Penggunaan saat pembelajaran berlangsung. Tempatkan
bagan sebagai pusat perhatian siswa, pengalaman belajar yang diperoleh siswa
sedapat mungkin disajikan melalui bagan, oleh sebab itu pastikan semua siswa
dapat melihat secara jelas dan terlibat secara langsung. Posisi pendidik berada
pada tempat yang representatif, dengan tatapan mata yang terbagi ke semua
penjuru kelas, dengan antusiasme mengajar pendidik dapat mengaktifkan siswa
untuk belajar.
5. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang mengguanakan
titik-titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data
kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu
objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Ada 4 jenis utama dari
grafik: batang, bergambar, lingkaran dan garis.
Penggunaan Grafik dalam Pembelajaran :
o Grafik divisualisasikan dengan bantuan objek dalam bentuk garis, batang
dan gambar. Menampilkan pesan dala bentuk-bentuk seperti itu mempermudah
penyerapan informasi oleh siswa. Terlebih jika gambar-gambar tersebut sudah
dikenali siswa sebelumnya. Grafik paling baik digunakan oleh dalam pembelajaran
pada materi berupa ringkasan pelajaran setelah siswa memperoleh informasi lain
dari berbagai sumber baik buku atau penjelasan sebelumnya dari pendidik
sendiri.
o Para siswa tidak akan mengalami
kesulitan dalam memahami pesan yang disajikan melalui grafik, hal tersebut disebabkan
karena grafik sendiri bukan sesuatu yang asing bagi siswa. Mereka sebelumnya
mungkin melihat contoh grafik dari majalah, koran tabloid atau internet. Namun
yang terpenting grafik menggambarkan informasi secara ringkas.
o Memperoleh grafik sekarang ini bukanlah sesuatu yang sulit. Sekedar
mencarikan contoh grafik pendidik dengan mudah dapat memperolehnya di majalah,
koran, dan internet. Jika grafik ingin disesuaikan dengan materi, maka dengan
mudah pendidik dapat membuatnya sendiri. Terdapat beberapa program aplikasi
melalui komputer untuk membuat grafik dengan mudah. Pendidik tinggal memasukan
data, memilih bentuk grafik yang dikehendaki, memilih warna dan langsung dapat
memiliki grafik yang menarik. Misalnya membuat grafik melalui program Microsoft
Word, Excel dan powerpoint.
6. Kartun
Yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur
tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat. Kegunaan kartun dalam pengajaran dapat memperjelas rangkaian isi
bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna.
Kartun sangat mudah dan cepat dibaca dan diminati
anak-anak dan juga orang dewasa. Kebanyakan isinya tentang kebijaksanaan
prilaku. Anda sering menggunakannya untuk membuat atau mengulangkan penekanan
tujuan perintah. Apresiasi dan penterjemahan begitupun, bisa tergantung pada
pengalaman dan pemahaman (penafsiran) dari si penafsir. Yakinkan karikatur
gambar yang anda gunakan untuk tujuan instruksi dalam pengalaman dan jajaran
intelektual siswa anda.
Pemilihan kartun yaitu:
Pemilihan kartun yaitu:
1)
Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman.
2)
Kesederhanaan.
3) Lambang
yang jelas.
Penggunaan kartun yaitu:
1)
Untuk motivasi.
2) Sebagai
ilustrasi.
3) Untuk
kegiatan siswa.
7. Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu,
seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau
kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah
laku orang yang melihatnya.
Saran untuk mempersiapkan Poster:
Saran untuk mempersiapkan Poster:
1. Tentukan tema.
2. Menentukan kata yang paling cocok untuk memberikan judul atau slogan.
3. Sketch beberapa layout dan memutuskan yang terbaik.
4. Kumpulkan semua bahan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan poster.
5. Siapkan lettering.
6. Tambahkan tujuan yang diinginkan.
7. Berikan sentuhan akhir dan menghapus tanda noda.
8. Papan planel
Papan Planel yaitu papan yang dilapisi kain flannel
untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
Kelemahan papan planel, antara lain sebagai berikut :
1. Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini
tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
2. Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.
2. Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.
Kelebihan papan flanel, antara lain sebagai berikut :
1.
Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri
oleh pendidik.
2.
Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
3.
Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu
masalah yang dibicarakan.
4.
Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala
sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara
langsung.
- Papan Buletin
Papan Buletin berfungsi untuk memberitahukan kejadian
dalam waktu tertentu. Papan ini adalah papan biasa tanpa dilapisi kain flanel.
Gambar- gambar atau tulisan- tulisannya biasanya langsung ditempelkan dengan
menggunakan lem atau alat penempel lainnya.
Kelebihan media grafis, antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang
disajikan.
2. Dapat dilengkapi dengan warna- warna sehingga lebih menarik perhatian
siswa.
3. Pembuatannya mudah dan harganya murah.
3. Pembuatannya mudah dan harganya murah.
4. Kelemahan media grafis, antara
lain sebagai berikut :
5. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk
grafis yang lebih kompleks.
6. Penyajian pesan hanya berupa
unsur visual.
D.
Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing
atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf dan
gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi
yang disajikan.
Jenis media bahan cetak diantaranya adalah :
1. Buku Teks
Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau
ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para pendidik dan siswa dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan
urutan dan ruang lingkup GBPP tiap bidang studi tertentu.
Dalam memilih sebuah buku sebaiknya diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Substansi materi.
b. Memiliki daya tarik.
c. Mudah dipahami.
d. Mudah dibaca.
2. Modul
Modul, yaitu suatu paket yang disusun dalam bentuk
satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa.
Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk pendidik, lembaran
kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan
kunci lembaran tes.
Dalam memilih modul sebaiknya diperhatikan hal sebagai berikut :
Dalam memilih modul sebaiknya diperhatikan hal sebagai berikut :
a. Substansi materi relevan dengan kompetensi
dasar atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Modul tersusun secara lengkap, paling tidak mencakup antara lain;
judul, pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk
menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan penilaian.
c. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi,
klasifikasi, prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
d. Padat pengetahuan.
e. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
f. Kalimat yang disajikan singkat
dan jelas.
g. Menuntun pendidik dan siswa sehingga mudah digunakan.
h. Beberapa modul dapat didownload dari internet.
3. Bahan Pengajaran Terprogram
Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu program pengajaran
individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan
pengajaran terprogram ini disusun dengan topik-topik kecil untuk setiap
bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan
ajaran, pertanyaan, dan balikan/ respons dari pertanyaan bingkai lain.
4. Lembar Kerja Siswa
LKS (lembar kerja siswa)
adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa
mempelajari materi tersebut secara mandiri. Lembar
kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran
yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan serta
mengembangkan konsep. LKS merupakan
salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan
aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
Dalam lembar kerja siswa
(LKS) siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan
dengan materi yang diberikan. Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa
dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan
dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Tim Instruktur
Pemantapan Kerja Guru (PKG) dalam Sudiati (2003 : 11), menyatakan secara tegas
“salah satu cara membuat siswa aktif adalah dengan menggunakan LKS”.
Sedangkan menurut kelompok kami, Lembar Kerja Siswa
(LKS) adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari
guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui
praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 :
11-12), manfaat Lembar LKS), antara lain:
1.
Sebagai alternatif guru untuk
mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu.
2.
Dapat mempercepat proses
belajar mengajar dan hemat waktu mengajar.
3.
Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang
terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian.
Tujuan LKS
Azhar
mengatakan bahwa “LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai
kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan
ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang
diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap
pemahaman materi yang telah diberikan”
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11),
tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
·
Melatih siswa berfikir
lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.
·
Memperbaiki minat
siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta
bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut.
Langkah-Langkah
Penulisan LKS
·
Melakukan analisis kurikulum; standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
dan materi pembelajaran.
·
Menyusun peta
kebutuhanLKS
·
Menentukan judul LKS
·
Menulis LKS
·
Menentukan alat
penilaian
Struktur LKS secara umum adalah
:
1. Judul, mata pelajaran, semester, dan waktu.
2. Petunjuk belajar
3. Kompetensi yang akan dicapai
4. Indikator,
5. Informasi pendukung
6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
7.
Penilaian
Di lembar berikutnya akan ditampilkan contoh dari LKS yang
telah dibuat oleh kelompok kami.
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Bangun Ruang Kubus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk Belajar
a. Perhatikan dengan seksama waktu guru menjelaskan
b. Baca petunjuk dengan cermat sebelum Anda mengerjakan tugas
c. Kerjakan tugas sesuai dengan perintah
d. Konsultasikan dengan guru jika mengalami kesulitan
Standar Kompetensi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk Belajar
a. Perhatikan dengan seksama waktu guru menjelaskan
b. Baca petunjuk dengan cermat sebelum Anda mengerjakan tugas
c. Kerjakan tugas sesuai dengan perintah
d. Konsultasikan dengan guru jika mengalami kesulitan
Standar Kompetensi
Siswa dapat
menentukan volume bangun ruang kubus, dan luas permukaan kubus.
Kompetensi Dasar
Siswa dapat
menjelaskan unsur-unsur pada kubus.
Indikator Pencapaian
Siswa diharapkan
dapat memahami dan mengerti pokok bahasan tentang kubus.
Informasi
Kubus merupakan bangun ruang yang terdiri dari persegi yang kongruen
(sama besar). Kubus memiliki rusuk, sisi, titik sudut, diagonal sisi, diagonal
ruang dan bidang diagonal.
1. Rusuk kubus ialah ruas garis pada kubus yang jumlahnya12 rusuk. Pada
kubus rusuk yang dimiliki sama panjang namun pada balok rusuk yang sejajar saja
yang memiliki panjang yang sama.
2. Bidang/sisi adalah bagun datar yang memisahkan antara bagian dalam dan
bagian luar. Banyaknya sisi yang dimilikinya sebanyak enam sisi.
3. Titik sudut, terdapat 8 titik sudut pada bangun ini. Penamaan titik
sudut ini menggunakan huruf capital, titik sudut merupakan pertemuan 3 rusuk
yang bertemu pada satu titik.
4. Diagonal sisi adalah ruas garis yang terbentuk oleh sudut yang
berhadapan pada satu bidang. Ada 12 diagonal sisi, hal ini didapat karena pada
kubus dan balok mempunyai 6 bidang/sisi masing-masing bidang tersebut memiliki
2 sudut yang berhapan maka didapatkanlah 2 diagonal sisi, maka 2 x 6 (banyaknya
sisi) = 12.
5. Diagonal ruang adalah ruas garis yang terbentuk oleh sudut yang
berhadapan pada satu ruang.
6. Bidang diagonal, terdapat 6 bidang diagonal pada kubus dan balok.
Bidang diagonal ini terdapat pada bagian dalam yang berbentuk persegi panjang.
Rumus Kubus
Volume kubus: V
= s x s x s = s³
Panjang rusuk: P
rusuk = 12 x s = 12s
Luas kubus/luas
permukaan kubus: L = 6 x s² = 6s²
Tugas
1. Diketahui suatu kubus dan volumenya
adalah 125 cm³. Tentukanlah panjang sisi dari kubus tersebut!
2. Diketahui suatu kubus dengan
panjang 6 cm. Hitunglah volume kubus tersebut!
3. Jika suatu kubus memiliki
panjang sisi 15 cm, berapakah luasnya?
4. Kubus ABCDEFGH memiliki panjang
rusuk 3 cm. Jika P dan Q adalah titik perpanjangan FB dan FG, sehingga BP=FB
dan CQ=FG, maka berapa perbandingan volume bidang PEFQ dengan kubus ABCDEFGH?
Penilaian proses dan hasil
Hal-hal yang dinilai selama kegiatan adalah :
a. Nilai afektif , dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam memperhatikan penjelasan.
b. Nilai kognitif, dapat dilihat dari hasil perolehan tugas yang diberikan yang berkisar dari 0- 100.
Hal-hal yang dinilai selama kegiatan adalah :
a. Nilai afektif , dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam memperhatikan penjelasan.
b. Nilai kognitif, dapat dilihat dari hasil perolehan tugas yang diberikan yang berkisar dari 0- 100.
Kelebihan dan
kelemahan Media Cetak
Media cetak memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya antara lain:
• Ketersediaan. Materi cetakan
tersedia pada berbagai topik dan dalam beberapa format yang berbeda.
• Fleksibilitas. Mereka dapat
disesuaikan dengan beberapa tujuan dan mereka digunakan dalam lingkungan yang
bercahaya.
• Mudah dibawa. Mereka mudah
dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain dan tidak memerlukan peralatan atau
listrik
• Mudah digunakan. Materi
cetakan yang dirancang dengan tepat mudah digunakan, tidak memerlukan upaya
khusus untuk “mengemudikan”.
• Ekonomis. Materi cetakan
relatif mahal untuk dibuat atau dibeli dan dapat dapat digunakan lagi. Pada
kenyataannya, beberapa diantaranya dapat diperoleh secara cuma-cuma, seperti
yang dijelaskan pada bagian berikutnya. Dapat menyajikan pesan atau informasi
dalam jumlah yang banyak.
• Pesan atau informasi dapat
dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-
masing.
• Akan lebih menarik bila dilengkapi dengan gambar dan warna.
• Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
• Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
Kelemahan media bahan cetak, antara lain :
• Tingkat Pembacaaan. Kekurangan
pokok dari materi cetakan adalah bahwa mereka ditulis pada tingkat pembacaan
tertentu.
• Pengetahuan awal. Walaupun
buku teks pada umumnya lebih memperhatikan pembaca, dengan bahasa yang jelas
dan struktur kalimat yang sederhana, para pembaca yang kekurangan pengetahuan
prasyarat dapat berjuang untuk memahami teks tersebut.
• Ingatan. Beberapa pendidik
menuntut siswa untuk mengingat beberapa fakta dan definisi. Kegiatan ini
mengurangi materi cetakan menjadi hanya alat Bantu ingatan.
• Kosakata. Beberapa teks memperkenalkan sejumlah istilah kosa kata dan konsep dalam jumlah spasi yang pendek.
• Kosakata. Beberapa teks memperkenalkan sejumlah istilah kosa kata dan konsep dalam jumlah spasi yang pendek.
• Presentasi satu arah. Karena
kebanyakan materi cetakan bersifat interaktif, maka mereka cenderung digunakan
dengan cara yang pasif, seringkali tanpa pemahaman.
• Penentuan Kurikulum. Karang-kadang buku teks menentukan kurikulum bukan digunakan untuk mendukung kurikulum. Buku teks seringkali ditulias untuk mengakomodasi panduan-panduan kurikulum dari negara atau provinsi tertentu.
• Penghargaan sepintas lalu. Komite pemilihan mungkin tidak meneliti buku teks secara hati-hati. Karang-kadang buku teks dipilih dengan “tes ibu jari lima menit” – apapun yang menangkap mata peninjau ketika ia menunjuk melalui buku teks tersebut.
• Penentuan Kurikulum. Karang-kadang buku teks menentukan kurikulum bukan digunakan untuk mendukung kurikulum. Buku teks seringkali ditulias untuk mengakomodasi panduan-panduan kurikulum dari negara atau provinsi tertentu.
• Penghargaan sepintas lalu. Komite pemilihan mungkin tidak meneliti buku teks secara hati-hati. Karang-kadang buku teks dipilih dengan “tes ibu jari lima menit” – apapun yang menangkap mata peninjau ketika ia menunjuk melalui buku teks tersebut.
6. Pemeliharaan Media Non Proyeksi
Salah satu kelemahan dalam penggunaan visual non proyeksi di kelas adalah
bahwa mereka mudah kotor atau rusak ketika berpindah tangan dari satu murid ke
murid yang lain. Display yang berulang-ulang, penyimpanan dan pencarian kembali
juga mengakibatkan kerusakan dan robek. Mounting (penempelan) dan laminating
adalah dua teknik pemeliharaan yang paling efektif, dan dapat mempengaruhi
efektivitas visual proyeksi pengajaran.
- Penempelan
Menempel visual nonproyeksi di atas kertas konstruksi,
kardus, atau materi lainnya agar lebih awet. Warna materi penyusun sebaiknya
tidak lebih menarik daripada visualnya. Efek total dari penyusunan anda adalah
rapi dan nyaman dilihat.
Berbagai macam lem, semen dan pasta tersedia untuk tujuan penyusunan. Saat digunakan sesuai dengan petunjuk, hampir semuanya efektif. Akan tetapi beberapa lem putih, mungkin menyebabkan kerutan pada gambar apabila perekatnya sudah kering, khususnya jika digunakan dengan kekuatan penuh.
Berbagai macam lem, semen dan pasta tersedia untuk tujuan penyusunan. Saat digunakan sesuai dengan petunjuk, hampir semuanya efektif. Akan tetapi beberapa lem putih, mungkin menyebabkan kerutan pada gambar apabila perekatnya sudah kering, khususnya jika digunakan dengan kekuatan penuh.
Rubber Cement Mounting (Penempelan Dengan Semen
Karet). Salah satu perekat yang paling umum digunakan untuk tujuan menempel
adalah semen kertas. Hal ini mudah digunakan dan lebih bersih daripada lem cair
lainnya. Kelebihan semen dapat dengan mudah dihapus, dan harganya murah.
Keuntungan yang kedua adalah bahwa kualitas perekat dari semen karet cenderung
berkurang dalam periode waktu tertentu. Sentuhan yang terus menerus dengan
udara kering pada akhirnya dapat membuatnya kehilangan cengkeramannya.
- Dry mounting (Penempelan Kering).
Penempelan kering mempergunakan sebuah kertas yang
dibuat secara khusus yang diisi dengan perekat yang peka terhadap panas. Kertas
ini tersedia dalam lembaran dan roll. Jaringan penempel kering mengikat bahan
penopang dengan bagian belakang materi. Press dry-mount digunakan untuk
memberikan panas dan tekanan yang dibutuhkan untuk mengaktivasi perekat
jaringan. Prosesnya berjalan dengan cepat dan bersih, dan menghasilkan
penempelan yang permanent dan berkualitas.
Salah satu kelemahan dari dry mounting adalah harganya
yang relatif mahal. Akan tetapi ada kemungkinan untuk men – dry mount tanpa
press dry-mount dengan menggunakan setrika rumah tangga biasa.
- Laminating
Laminating melindungi visual dari kerusakan dan
robekan dengan menutupnya menggunakan sebuah plastik yang bersih atau permukaan
seperti plastik. Laminating membantu melindungi visual dari robek, goresan dan
jari yang lembab. Permukaan yang kotor dapat dibersihkan dengan kain yang
basah.
Laminating juga memungkinkan anda untuk menulis diatas visual anda dengan pensil lemak atau pena yang dapat larut dalam air untuk tujuan pengajaran. Kemudian tulisan itu dapat dengan mudah dihapus dengan kain atau spons basah. Laminating dapat dikerjakan dengan sebuha press dry mount.
Laminating juga memungkinkan anda untuk menulis diatas visual anda dengan pensil lemak atau pena yang dapat larut dalam air untuk tujuan pengajaran. Kemudian tulisan itu dapat dengan mudah dihapus dengan kain atau spons basah. Laminating dapat dikerjakan dengan sebuha press dry mount.
- Pengarsipan dan Penyimpanan
Anda akan mengetahui bahwa memiliki system untuk
pengarsipan, penyimpanan dan pemerolehan kembali visual nonproyeksi anda akan
sangat berguna. Sifat dari sistem pengarsipan yang anda gunakan akan tergantung
kepada jumlah visual non proyeksi dalam kumpulan anda dan cara penggunaannya.
System pengarsipan yang paling sederhana biasanya meliputi pengelompokkan
bahan-bahan menurut unit pengajaran dimana hal itu digunakan. Selain system
pengarsipan yang dapat berfungsi dan wadah penyimpanan yang berukuran tepat,
anda seharusnya memiliki tempat yang bersih dan jauh dari jangkauan untuk
menyimpan visual anda saat mereka tidak digunakan. Lokasi penyimpanan dapat
berkisar dari laci built-in yang luas atau lemari arsip sampai kardus sederhana
atau karton.
C. Kesimpulan
Dengan menggunakan media
visual secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Sehingga
menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi langsung antara siswa,
lingkungan, kenyataan, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
Penggunaan media visual dalam
pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi
siswa. Penggunaan media visual pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam
memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.
D. Saran
Kami selaku penulis
menyarankan agar pembaca menggunakan media visual pembelajaran ini secara tepat
dan bervariasi yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan berpikir anak didik.
Untuk menyampaikan pesan
pembelajaran dari guru kepada siswa, sebaiknya guru juga menggunakan alat bantu
mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta dapat mempertinggi daya
serap siswa.
Daftar Pustaka
Sudjana, Nana dan Ahmad
Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar baru Algensindo.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: P.T. Raja
Grafindo Persada Jannah, Miftahul. “ Jenis-jenis Media Pembelajaran. “ http://naomiputri.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-media-pembelajaran.html
(diakses tanggal 6 April 2012)
http://pustaka.ut.ac.id.
(diakses tanggal 10 April 2012)
http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/.
(diakses tanggal 6 April 2012)
Kalyani, Hema. “Jenis-jenis
Media.” http://khemakalyani.blogspot.com/2010/12/jenis-jenis-media-pembelajaran.html
(diakses tanggal 10 April 2012)